Senin, 29 Desember 2008

Puisi


Puisi Humor

Kategori:
Aku selalu setia menemani tiap langkahmu
Aku selalu teguh menopang berat tubuhmu
Aku selalu tabah kalau kau tak memerlukanku
Tak peduli kuterbuang, terbalik, atau terjepit kaki lemari
Karena aku adalah sandalmu sejati


Puisi Bagi "Peranakan Cina"

Kata orang kau peranakan Cina
Kulitmu putih mulus
Kau tinggal di ruko sebelah kostku
Suatu malam kugoda Tacimu yang mata
duitan...lalu kuberi beberapa lembar
ribuan...dan terjadilah tawar menawar
Tacimu setuju...aku heran murah benar
hargamu?
Kubawa kau ke kamar kostku...lalu kubaringkan
di atas ranjang.
Kau..diam saja tak menolak...?
Kubuka gaun kuningmu...kau diam
Kuelus putih kulitmu...
Bau wangi kulitmu terendus hidungku
Kuhisap setiap inci kulitmu...
Dan...
Aku merasa berdosa sebab ini adalah pengalaman
pertamaku...
Kulihat kau tetap berbaring lemah...
Aah aku mendesah... Nikmatnya... Mengisap Ji Sam Su


IKHLAS PART I
Duh beratnya tertibkan hati
kalo sedang ingin pamer
Duh beratnya kendalikan diri
untuk berbuat baik setulus hati
Duh beratnya bersihkan hati
dari rasa ingin dipuji-puji
Duh semoga Ramadhan kali ini
kuatkan aku pegangi
rasa ikhlas-ku agar tidak pergi

IKHLAS PART II
Kalo bisa sembunyikan kebaikan
seperti menyembunyikan kejelekan
karena takut tumbuh rasa pamer dalam hati
Bolehlah berharap rasa ikhlas mulai
bersemi dalam sanubari
Kalo puasa jadi ajang melatih diri
untuk tidak pamer amal kebaikan
Bolehlah berharap rasa ikhlas mulai
betah berlama-lama tinggal di hati

IKHLAS PART III
Bila ada orang kita beramal,
tak ada orang tak kurang beramal
Bila dilihat teman kita sedekah,
tak dilihat teman lebih banyak sedekah
Bila kita memberi tanpa
mengharap kembali
Bila kita tidak sakit hati
bila orang yang kita baiki
tidak pernah membalas budi
Bila puasa kita bisa mendisiplinkan diri
untuk hanya berharap balasan dari Ilahi
Setelah semua itu telah kita miliki
pantaslah kita berharap mahkota ikhlas
akan disematkan dalam hati

IKHLAS PART IV
Seandainya tangan kiri tidak tahu
bahwa tangan kanan sedang memberi
alangkah indahnya dunia ini
Para pemberi tak berharap balasan
dari yang diberi
Para penerima tak perlu malu
karena pernah diberi
Harga diri fakir miskin terjaga
karena tidak tahu dari siapa dia menerima




Tidak ada komentar:

Posting Komentar